Jumat, 26 Desember 2008

Ceng Fikri –Dicky Chandra Menangi Pilkada

Pertama Kali di Jawa Barat
Pasangan Independen Menang


GARUT– Kemenangan pasangan independen Ceng Fikri – Rd Dicky Chandra (Anda) dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Garut mencatat sejarah baru dalam pilkada Jawa Barat. Dalam catatan Radar, kemenangan mereka hasil pemilihan langsung itu, yang pertama kali terjadi di tanah pasundan ini.

Kemenangan pasangan Anda sebenarnya sudah terlihat semenjak putaran pertama. Anda meraih 206.150 suara atau 20,5 persen. Berada di urutan kedua setelah pasangan Rudi Gunawan dan Oim Abdurrohim yang memperoleh 237.454 suara atau 23,6 persen.
Kemudian pada pilkada putara kedua kemarin, perbandingan jumlah sementara raihan suara kedua pasangan kandidat itu cukup jauh. Anda meraih 532.654 suara atau 56,4 persen dari suara yang sah. Sedangkan pasangan Rudi – Oim berhasil meraih 411.185 suara atau 43,6 persen. Sehingga untuk sementara, pasangan independen Anda menang.

Kemenangan pasangan Anda yang diusung dari independen juga menjadi sejarah bagi Garut. Dan ironisnya, kemanangan itu terjadi di daerah basis kuat partai besar selama ini. Kabupaten Garut hingga Pemilu 2004, merupakan basis terkuat partai-partai politik. Apalagi Garut sebagai salah satu barometer perpolitikan di Indonesia. “Baru kali ini Garut dimenangkan oleh pasangan independen. Dan ini merupakan catatan sejarah bagi Garut,” tandas H Asep (56), salah seorang warga Garut. (abi)

Sejak Kecil Dianggap Sudah Memiliki Keistimewaan

Cabup Garut Kholiq Fikri di Mata Kedua Orang Tuanya


Ceng Kholiq Fikri hampir dipastikan menjadi Bupati Garut terpilih. Ia berpasangan dengan Raden Dicky Chandra. Bagaimana Ceng Fikri yang sering dipangil Enjang di mata kedua orang tuanya?

ARI MAULANA KARANG, Garut

Ceng Fikri lahir dari pasangan KH Kholil Munawar dan Hj Aat Atmillah yang tinggal di Kelurahan Sukamenteri Kecamatan Garut Kota. Keluarga besar KH Kholil memanggil Ceng Fikiri dengan sebutan Enjang. ”Sejak kecil memang biasa dipanggil Enjang oleh seluruh keluarga besar. Ini ungkapan kadeudeuh saya dan istri yang telah lama menantikan kehadiran seorang anak,” ujar KH Kholil kepada Radar, kemarin.

Ceng Fikri memiliki empat saudara perempuan, yaitu Ende Misbach, Nur Syifa, Nur Hidayati, Nadia Alawiyah dan seorang saudara laki–laki, Munawar. Sejak kecil Ceng Fikri dianggap memiliki keistimewaan. Di usia 10 bulan Ceng Fikri telah mampu berlari layaknya bayi umur dua tahun.

Ceng Fikri menjalani masa kecilnya di Kelurahan Sukamenteri. Lulus dari SDN Sukamenteri, ia melanjutan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Garut dan Pendidikan Agama Negeri Garut. Ia kuliah sekaligus mondok di Ponpes Tebu Ireng Jombang. ”Karena rasa khawatir yang cukup tinggi dari ibunya, akhirnya setelah dua tahun di Tebu Ireng, Enjang melanjutkan kuliahnya di Musadaddiyah,” jelas KH Kholil.

KH Kholil mengatakan Fikri dikenal sebagai tempat bertanya rekan–rekan kuliahnya. Semasa kuliah dulu banyak rekannya yang datang ke rumah untuk berkonsultasi tentang berbagai hal. ”Sejak kecil Enjang memang dikolotkeun oleh rekan–rekan bermainnya dan itu terbawa sampai masa kuliah,” katanya.

Nah, sebelum mencalonkan diri sebagai bupati, Ceng Fikri sempat meminta restu kepada kedua orang tuanya. Saat itu, KH Kholil sempat bertanya kepada Ceng Fikri mengenai dasar pencalonan dirinya. Kala itu, Enjang mengaku berniat membangun kembali Garut dari keterpurukan. ”Permohonannya tidak langsung saya restui saat itu, saya meminta satu minggu untuk memberi jawabannya. Setelah meminta petunjuk kepada Allah, saya bermimpi rumah saya ditaburi bintang yang bersinar terang. Dari situ saya memberikannya izin untuk maju menjadi calon bupati,” ungkap KH Kholil.

Sejak pilkada putaran pertama lalu, KH Kholil yakin putranya akan memenangi pilkada. Keyakinan dirinya bertambah besar setelah pilkada menjadi putaran. Sekarang KH Kholil berharap anak sulungnya dapat membawa perubahan bagi Kabupaten Garut.
Dia yakin dengan modal yang diberikan orang tua, Ceng Fikri dapat memberi yang terbaik bagi Garut. ”Saya selalu menanamkan hidup mulia. Mati dengan syahid untuk membela rakyat, ini pasti dijadikan pijakan Enjang untuk membangun Garut lima tahun ke depan,” ujarnya. (*)

Demi Rakyat, Siap Tinggalkan Dunia Entertaimen

Rencana Dicky Candra Setelah Dilantik sebagai Wakil Bupati

Meski belum dinyatakan resmi menang dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Garut 2008, aktor Dicky Chandra sudah mengumumkan segera keluar dari dunia hiburan (entertainmen). Ia akan lebih fokus mendampingi Calon Bupati Ceng Fikri membangun dan mengayomi masyarakat Garut. Bagaimana rencana ke depan Dicky setelah resmi menjadi Wakil Bupati Garut?

JAM JAM NURJAMAN, Garut

Saat mendengar hasil penghitungan sementara dalam Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Garut putaran kedua yang dimenangkan pasangan Ceng Fikri dan Dicky Chandra (Anda), tersirat pancaran kebahagiaan di wajah Ceng Fikri dan Dciky Chandra. Tekad dan niatan mereka dari awal untuk memimpin Garut semakin bulat. Bahkan mereka makin percaya mampu memimpin Kabupaten Garut dengan segenap permasahan yang ada.

Kebulatan tekad untuk memimpin Garut secara penuh ditunjukkan Dicky Chandra. Saat ditanya sejumlah wartawan, ucapan pertama yang dilontarkan aktor ngetop itu, siap meninggalkan dunia entertanimen. “Bukan suatu hal yang berat untuk meninggalkan dunia entertainmen dan pertelevisian. Apalagi selama ini, saya lebih banyak bermain di belakang layar. Apa susahnya meninggalkan dunia entertainmen,” tandas pria kelahiran Tasikmalaya-Garut ini.

Dicky menandaskan, apapun akan dilakukan jika memang untuk kepentingan Garut. Bahkan jika suatu hari masyarakat menghendaki Dicky kembali ke dunia entertainmen, ia siap melakukannya. “Kalau nanti ke depan, Garut membutuhkan saya untuk terjun lagi, ya demi Garut, kenapa tidak kembali ke dunia entertainmen,” tandasnya.

Luapan kebahagiaan yang ditunjukan Dicky tidak membuat dirinya lupa terhadap orang-orang yang membantunya meraih kursi wakil bupati. Pria yang hobi menulis lagu-lagu dan cerita bernuansa politik ini menyebutkan, keberhasilannya juga tidak lepas dari bantuan rekan-rekan sesama artis. “Saya sangat berterima kasih kepada rekan-rekan di dunia entertainmen dan televisi yang telah mendukung saya sepenuhnya,” ucap Dicky.

Termasuk kepada para tim suksesnya. Menurut Dicky, mesti mereka hanya digaji Rp500 ribu per bulan plus tunjangan hari raya (THR), namun tidak mengendurkan upaya dan kerja keras mereka menghantarkan Dicky pada kemenangan Pilkada 2008. Sebab kerja mereka dilandasi oleh semangat perubahan.

“Kemenangan kita adalah hasil kerja tim yang jujur, cerdas dan tanpa pamrih. Apalagi mereka hanya digaji Rp500 ribu per bulan ditambah THR. Namun saya salut kepada mereka yang mengusung kita karena dengan semangat perubahan,” katanya.

Namun atas kemenangan ini, Dicky mengaku tidak terlalu optimis dan tidak juga pesimis. Ia akan tetap tenang. “Sejak awal, saya selalu diseret ke kondisi yang tinggi kemudian rendah. Dan saya sendiri mencoba menstabilkan hati saya. Oleh karena itu, dengan konidis ini (kemenangan, red), tidak akan optimis dan juga tidak akan pesimis. Yang jelas hati ini harus tetap tenang. Dan mengharapkan kepada para pemilih saya, bukan hanya memilih tetapi juga mendoakan saya agar mampu meraih kesuksesan bagi Garut mendatang,” harapnya.

Dicky menjelaskan langkah awal jika sudah dilantik menjadi Wakil Bupati Garut, akan memperbanyak silaturahmi dengan masyarakat. “Saya sangat senang bertatap muka untuk melakukan pendidikan politik seperti yang saya lakukan selama ini. Dan langkah awa saya ke depan, akan memperbanyak bertatap muka dengan masyarakat untuk pembelajaran agar Garut kembali meraih prestasi seperti dulu,” jelasnya. (*)

Rudy Ucapkan Selamat ke Dicky Chandra

Tarka – Meski sempat menjadi lawan politik, pasangan Ceng Fikri–Dicky Chandra --maju lewat jalur independen--, akan merangkul pasangan Rudy-Oim dalam kepemimpinannya mendatang. Sebab Ceng Fikri menilai, kebesaran nama Rudy Gunawan dan Oim Abdurrohim merupakan asset besar untuk membangun Garut ke depan.

“Rudy–Oim merupakan negarawan sejati. Saya siap merangkul mereka untuk bersama–sama membangun Garut lima tahun ke depan,” jelas dia saat ditemui Minggu (21/12) malam di kediaman orang tuanya di Kampung Bojonglarang Kelurahan Sukamenteri Kecamatan Garut Kota.

Ceng Fikri juga memberikan apresiasi khusus kepada KPU Kabupaten Garut, Panwas serta media cetak dan elektronik yang telah berperan menyukseskan jalannya pilkada putaran kedua ini. “Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaannya,” jelasnya.

Sementara itu Kokon Dermawan, juru bicara Rudy Gunawan yang dihubungi lewat telepon genggamnya mengungkapkan, H Rudy Gunawan mengucapkan selamat kepada pasangan Ceng Fikri dan Dicky Chandra yang sementara berhasil mengantongi suara terbanyak dalam pilkada putaran dua. Menurut Kokon, H Rudy Gunawan sepenuhnya akan memberikan dukungan kepada Ceng Fikri dalam menjalankan roda pemerintahan.

“Kita akan memberikan dukungan terhadap jalannya roda pemerintahan yang akan dijalankan pasangan Ceng Fikri dan Dicky Chandra. Selain itu kita juga akan melakukan kontrol sosial, demi pasangan yang menang dapat menjalankan amanat rakyat,” ulas dia.

Selain itu, Kokon mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua kader dan relawan yang telah memberikan dukungan kepada Rudy–Oim pada putaran kedua ini. Kata dia, meski raihan suara yang didapat tidak cukup untuk menjadi pemenang, tapi kontribusi para relawan dan kader merupakan hal yang patut dihargai. “Suara yang kita peroleh memang tidak cukup untuk memimpin menuju Garut Sejahtera, Aman, Tertib dan Ukhuwah (Satu). Akan tetapi dukungan mereka sangat berarti,” tuturnya lapang. (ari)

Bertemu Rakyat, Numpang di Rumah Ortu Cabup Terpilih


Dicky Chandra Setelah Dinyatakan Menang Pilkada Garut

Artis sinetron Dicky Chandra tak lama lagi akan menjadi pejabat. KPUD Garut, Jabar, Kamis (25/12) menetapkan pasangan Ceng Kholiq Fikri-Dicky Chandra sebagai pemenang Pilkada Garut 2008. Keduanya akan dilantik sebagai bupati dan wakil bupati pada 23 Januari 2009. Apa yang akan dia lakukan setelah dilantik?

Ari Maulana Karang, Garut
Kepada Radar, Dicky menyatakan tak pernah berniat terjun ke dunia politik. Akan tetapi, melihat semangat dan dorongan Kaukus Muda Garut, dia akhirnya luluh. ”Saya melihat mereka, para aktivis muda, punya potensi untuk melakukan perubahan. Akan tetapi, ada tembok besar yang menghalangi mereka untuk mengubah Kabupaten Garut. Untuk itu, saya memutuskan mengorbankan diri jadi jembatan niatan para aktivis muda ini untuk mengubah Garut,” jelas Dicky.


Sejak mencalonkan diri, Dicky mengaku terus mencari tahu apa yang harus dilakukan untuk mengubah Garut. Sehingga, sedikit demi sedikit dirinya mulai menarik diri dari dunia keartisan. Selama menjalani masa kampanye, Dicky juga lebih memilih keluar masuk pedesaan untuk mendengar langsung aspirasi masyarakat. Selain itu, dalam kampanyenya dia lebih memilih memberikan pelajaran politik kepada masyarakat.

Bahkan, Dicky tidak malu mengadopsi konsep saba desa dari mantan Bupati Agus Supriadi. Jadi, menurut dia, tidak ada kiat khusus untuk memenangi Pilkada Garut. ”Yang bisa menjadi kunci kemenangannya adalah ketulusan dan kesiapan untuk menerima kekalahan maupun menang,” tuturnya.

Dicky berjanji, setelah dilantik nanti, langkah pertama yang akan diambilnya ialah melakukan konsolidasi dengan pemerintahan, tokoh-tokoh partai politik, tokoh politik, dan seluruh kalangan masyarakat. Dia ingin menyatukan persepsi arah pembangunan Garut lima tahun ke depan.
Kendala terbesarnya saat ini, Dicky belum punya rumah di Garut.


”Saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Garut karena tidak ada tempat yang bisa didatangi. Saat ini saya menumpang di rumah orang tua Ceng Fikri sekadar untuk bertemu masyarakat,” kata dia. (nw)